Thursday, June 14, 2012

God (always) knows best


Long time no see, bloggers :D
Karena akhir-akhir ini saya banyak membaca tweet, post facebook, status bbmnya ade-ade kelas yang baru lulus tahun ini tentang persiapan masuk kuliah, saya jadi ingat masa-masa saya kayak gini kira-kira setahun yang lalu. Dan membuat saya terinspirasi untuk memuatnya di blog ini :D
Dari kecil, saya sangat terinspirasi dengan papa saya. Sebenarnya papa saya hanyalah seorang pegawai kantor biasa, namun bakatnya, prestasinya ituloh yang bikin saya bangga dan terinspirasi dengan papa. Papa saya bekerja dikantor sebagai seorang IT analyst (progammer) dan dunia itu sudah menarik perhatian saya sejak kecil. Sehingga setiap kali saya ditanya mau jadi apa, saya hanya menjawab saya ingin seperti papa :') Waktu masuk kelas 3 SMA masa senior year mulailah berdatangan orang-orang yang mempromosikan banyak universitas yang cukup terkenal di Indonesia. Dan saya sebagai seorang murid yang hampir lulus mulai juga ikutan wabah "pilih-pilih kampus" dan wabah "kumpul formulir" yang sedang membooming di angkatan kelas 3 :D Tapi setiap memilih, saya selalu mencari kampus yang punya jurusan IT atau SI. Memang saya sudah memutuskan untuk melanjutkan kuliah di luar Manado dan papa sudah memberi saya izin (tapi mama tidak x_x) Maka, muncullah beberapa nama kampus yang menjadi target saya: ITB, ITHB, BINUS, UPH, Untar, UMN. Dan yang paling menarik perhatian saya adalah ITHB. Saya ingin sekali kuliah disana. Saya sudah mengambil formulirnya dan meng-apply tinggal membayar uang pendaftaran pertamanya.
Namun, kemudian papa sakit dan saya jadi sibuk mengurus papa yang sakit sampai lupa mengurus persiapan masuk kuliah saya. Dan papa sakit itu juga menjadi alasan tambahan mama untuk tidak membolehkan saya kuliah di luar kota, yah juga karena dia takut kalau sampai terjadi apa-apa sama dengan saya. Dan ketika papa meninggal, keputusan mama untuk tidak mengizinkan saya kuliah di luar kota Manado menjadi sangat bulat. Mama bilang, dia mau saya kuliah di Fak. Kedokteran Unsrat saja.
Awalnya saya marah. Saya kecewa. Saya berontak sama mama juga sama Tuhan. Bayangkan, dari kecil, yang tertanam dipikiran saya adalah menjadi seperti papa. Tidak pernah terlintas sedikitpun dipikiran saya untuk menjadi dokter. Bagi saya, jadi dokter itu bukan keahlian saya. Saya sulit untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain secara empat mata. Dan bisa dibayangkan betapa sulitnya nanti kalau saya harus berkomunikasi dengan pasien x_______x
Tetapi, seberapa besarpun kemarahan saya, saya tetaplah anak yang harus taat kepada orang tua. Akhirnya, walau terpaksa saya mengurus persiapan masuk kuliah di Fak. Kedokteran. Tapi, saya terus berpikir dalam hati pasti saya tidak akan tahan kuliah disitu karena memang saya tidak suka dan tidak niat XD
Ketika saya masuk dan mulai kuliah, rasanya sulit sekali. Muncul rasa penyesalan dihati saya karena saya kurang memfokuskan diri di pelajaran biologi waktu SMA sehingga sulit sekali untuk mengikuti kegiatan perkuliahan. Saya sering bosan dan mengantuk saat kuliah hahaha :D
Namun, seiring berjalannya waktu... Tak terasa, sekarang saya telah berada di akhir semester 2, dan saya masih bertahan (re: belum mampus wkwk)
Saya kemudian sadar. Saya bisa saja merencanakan banyak hal sesuai keinginan saya, namun ada satu Pribadi yang paling mengetahui yang terbaik untuk masa depan saya. Dia telah merencanakan itu dari semula dan untuk kebaikan saya. Walaupun pada awalnya kelihatan tidak seperti yang saya harapkan, namun saya percaya pada akhirnya semua yang Dia siapkan adalah yang terbaik untuk saya. Tuhan Yesus sungguh luar biasa.

Dan perjalanan hidup saya ini membuat saya belajar beberapa hal. Saya belajar untuk mau dibentuk oleh Tuhan Yesus. Dibentuk sesuai kehendakNya, bukan kehendak saya. Saya juga belajar untuk selalu mengucap syukur dalam segala hal. Apapun itu, sekalipun yang terjadi tidak seperti yang saya inginkan, saya harus tetap mengucap syukur :)


Your promise

No comments:

Post a Comment