Showing posts with label God's word. Show all posts
Showing posts with label God's word. Show all posts

Monday, December 31, 2012

Year END!

So teach us to number our days, that we may apply our hearts unto wisdom - Psalm 90:12


This is the last day on December and of course the last day in 2012. December is a really good time to evaluate what we have done during this past year - the past 366 days! Did our life and work reap eternal results? It is the time of year when we should assess the results of our work for the Lord and consider whether we have made the most of our time, talent, experience and treasure. Time to think through and make changes in our goals and plans for the upcoming year.
It is the also time we appraise our giving to the Lord. He has blessed us with time, experiences, resources, talents, spiritual gifts and network of people. Did we have an attitude of gratitude last year? Have we used our income to help to evangelize and disciple and feed people around the world?
How much time did I spend in the Word and in prayer? How many people did I pray for? How many people have I been instrumental in bringing from the Kingdom of darkness into the Kingdom of Light? How many people have been discipled through the ministry I'm involved with? How many people have been trained and challenged to go?
As I go through my papers and invoices carefully, I become keenly aware of how I have spent my time and money this past year. Then I take time to pray and plan for the coming year. How can I best use my God-given time, talent and treasure during the next 365 days?

Dear Lord, Help us to “carry-on” in this coming New Year. Help us to grasp the reins of hope. When we look at the reflections of our lives, helps us to see what awaits us in eternity, not what has passed. Thank you Lord for your strength and wisdom in all things! Amen.

Friday, December 21, 2012

Learned from It


It's actually not my original post. I got it from the post by kak Stephanie Zen in her blog, but I think sometimes that condition also happened to me. I've learned how God shape me when I read that post. That's why, I want you all read it and maybe can learned from it too. Enjoy the post ;)

Saat kita melakukan sesuatu, terkadang hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Dan seringkali itu membuat kita kecewa, marah, sedih dan tidak jarang protes ke Tuhan. Dan, hal itu juga terjadi pada saya. Sebagai seorang mahasiswa, saat ada hal-hal dalam kegiatan perkuliahan yang kurang sejalan dengan kainginan saya, atau saat harapan saya untuk mendapatkan nilai yang memuaskan tidak tercapai, saya sering bertanya "Kenapa, TUHAN?"

"How could you demand the best result from Me, while you did not give Me your best effort?” 

JLEB!
Mendadak, saya teringat kebiasaan buruk saya yang suka menunda belajar sebelum ujian hingga menit-menit terakhir. Saya teringat kebiasaan saya mengerjakan assignment dengan SKS alias Sistem Kebut Semalam. Saya teringat komitmen yang saya langgar untuk at least baca-baca dulu materi kuliah yang bakal dibahas keesokan harinya.
How could I demand God to give me the best result, while I didn’t give Him my best effort? Belajar cuma semalam menjelang ujian, kok berani-berani minta nilai bagus? Nggak pernah belajar (kalau nggak besoknya ujian), kok ngamuk cuma dikasih nilai pas-pasan? Masih untung Tuhan ngasih pas-pasan, gimana kalau Tuhan kasih Failed?
Setiap kali saya melangkah keluar dari kehendak-Nya, Dia selalu menghajar saya cukup sakit, hingga saya jera, tapi TIDAK PERNAH terlalu sakit hingga saya hancur. Dan di atas semua itu, saya tahu Dia melakukannya bukan karena Dia marah, tapi justru karena Dia sangat mengasihi saya.
Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (Ibrani 12:5-7)
Setiap kali saya merasakan Dia sedang menghajar saya, saya memaksa diri saya untuk langsung introspeksi, minta ampun dan berbalik. Jangan sampai saya kebangetan hingga perlu dihajar lebih keras lagi. Dia sangat mengasihi saya, dan Dia tahu kalau saya nggak dihajar, in the end saya sendiri lah yang bakal hancur, dan nggak mungkin Tuhan ketawa-ketawa melihat saya hancur sambil ngomong, “Gue bilang juga apa, Nak!”. Dia pasti juga menangis… :(
Jadi, yaah… saya tahu banget di aspek mana saja saya masih terus dibentuk dan diubahkan oleh Tuhan. Berhubung saya orang yang cukup gengsian, terutama soal achievements, Tuhan masih terus bentuk saya di aspek ini. Kalau nilai bagus semua, saya yakin saya pasti sombong (kalau jalan di kampus pasti hidungnya terangkat ke atas, wakakakak!), dan saya juga nggak berusaha lebih baik lagi :)

Paulus dalam Roma 8:28 bilang...
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
“Segala sesuatu” lho, berarti bukan cuma hal-hal baik aja… kadang Dia juga pakai hal-hal buruk untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. 
“Segala sesuatu”… means Dia nggak cuma pakai nilai bagus untuk mendatangkan kebaikan bagi saya, tapi juga nilai pas-pasan, karena dengan begitu Dia bisa membentuk saya lebih dan lebih lagi sesuai dengan kehendak-Nya :)

Thank you, LORD. I am forever grateful to have a Father like You. Mold me even more LORD, so I become more like your beloved Son, Jesus. Amen!

Tuesday, June 19, 2012

I WILL Catch You


An email from GOD
Psalms 94:18

Anak-Ku sayang,
Pernahkah engkau mendaki tebing batu karang? Mereka mengaitkanmu ke sebuah tali pada suatu alat pengerek, dan mengangkatmu untuk mendaki. Sudut itu curam, dan batu karang tersebut bergerigi. Kadang-kadang satu-satunya benda yang harus engkau genggam adalah sebuah batu yang menonjol yang kecil. Sampai engkau dapat memikirkan dimana genggaman yang berikutnya, engkau harus mempertahankan dirimu disana hanya dengan jari-jarimu.

Kadang-kadang kakimu terpeleset, engkau kehilangan peganganmu, atau engkau meraih-raih suatu pegangan yang sesungguhnya tidak ada disana. Itulah saatnya ketika engkau jatuh. Kabar baiknya adalah bahwa engkau tidak jatuh terlalu jauh, karena tali itu menopangmu, dan engkau dapat mulai mendaki lagi. Akan merupakan hal yang gila-gilaan, berbahaya, dan mengerikan bagi pendakian tebing karang tanpa menggunakan tali pengaman, karena bahkan pendaki-pendaki terbaik pun dapat terpeleset dan jatuh.
Hidup adalah seperti tebing karang itu, dan kasih-Ku adalah seperti tali pengamanmu. Mendakilah dengan baik, kerjakan dengan sebaik-baiknya, dan ketika engkau tidak dapat berpegangan lagi, kasih-Ku akan menopangmu naik ke atas.

Penopangmu,
ALLAH

Waktu aku berpikir bahwa aku akan jatuh, kasih-Mu, TUHAN, membuat aku berdiri kokoh

Thursday, June 14, 2012

God (always) knows best


Long time no see, bloggers :D
Karena akhir-akhir ini saya banyak membaca tweet, post facebook, status bbmnya ade-ade kelas yang baru lulus tahun ini tentang persiapan masuk kuliah, saya jadi ingat masa-masa saya kayak gini kira-kira setahun yang lalu. Dan membuat saya terinspirasi untuk memuatnya di blog ini :D
Dari kecil, saya sangat terinspirasi dengan papa saya. Sebenarnya papa saya hanyalah seorang pegawai kantor biasa, namun bakatnya, prestasinya ituloh yang bikin saya bangga dan terinspirasi dengan papa. Papa saya bekerja dikantor sebagai seorang IT analyst (progammer) dan dunia itu sudah menarik perhatian saya sejak kecil. Sehingga setiap kali saya ditanya mau jadi apa, saya hanya menjawab saya ingin seperti papa :') Waktu masuk kelas 3 SMA masa senior year mulailah berdatangan orang-orang yang mempromosikan banyak universitas yang cukup terkenal di Indonesia. Dan saya sebagai seorang murid yang hampir lulus mulai juga ikutan wabah "pilih-pilih kampus" dan wabah "kumpul formulir" yang sedang membooming di angkatan kelas 3 :D Tapi setiap memilih, saya selalu mencari kampus yang punya jurusan IT atau SI. Memang saya sudah memutuskan untuk melanjutkan kuliah di luar Manado dan papa sudah memberi saya izin (tapi mama tidak x_x) Maka, muncullah beberapa nama kampus yang menjadi target saya: ITB, ITHB, BINUS, UPH, Untar, UMN. Dan yang paling menarik perhatian saya adalah ITHB. Saya ingin sekali kuliah disana. Saya sudah mengambil formulirnya dan meng-apply tinggal membayar uang pendaftaran pertamanya.
Namun, kemudian papa sakit dan saya jadi sibuk mengurus papa yang sakit sampai lupa mengurus persiapan masuk kuliah saya. Dan papa sakit itu juga menjadi alasan tambahan mama untuk tidak membolehkan saya kuliah di luar kota, yah juga karena dia takut kalau sampai terjadi apa-apa sama dengan saya. Dan ketika papa meninggal, keputusan mama untuk tidak mengizinkan saya kuliah di luar kota Manado menjadi sangat bulat. Mama bilang, dia mau saya kuliah di Fak. Kedokteran Unsrat saja.
Awalnya saya marah. Saya kecewa. Saya berontak sama mama juga sama Tuhan. Bayangkan, dari kecil, yang tertanam dipikiran saya adalah menjadi seperti papa. Tidak pernah terlintas sedikitpun dipikiran saya untuk menjadi dokter. Bagi saya, jadi dokter itu bukan keahlian saya. Saya sulit untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain secara empat mata. Dan bisa dibayangkan betapa sulitnya nanti kalau saya harus berkomunikasi dengan pasien x_______x
Tetapi, seberapa besarpun kemarahan saya, saya tetaplah anak yang harus taat kepada orang tua. Akhirnya, walau terpaksa saya mengurus persiapan masuk kuliah di Fak. Kedokteran. Tapi, saya terus berpikir dalam hati pasti saya tidak akan tahan kuliah disitu karena memang saya tidak suka dan tidak niat XD
Ketika saya masuk dan mulai kuliah, rasanya sulit sekali. Muncul rasa penyesalan dihati saya karena saya kurang memfokuskan diri di pelajaran biologi waktu SMA sehingga sulit sekali untuk mengikuti kegiatan perkuliahan. Saya sering bosan dan mengantuk saat kuliah hahaha :D
Namun, seiring berjalannya waktu... Tak terasa, sekarang saya telah berada di akhir semester 2, dan saya masih bertahan (re: belum mampus wkwk)
Saya kemudian sadar. Saya bisa saja merencanakan banyak hal sesuai keinginan saya, namun ada satu Pribadi yang paling mengetahui yang terbaik untuk masa depan saya. Dia telah merencanakan itu dari semula dan untuk kebaikan saya. Walaupun pada awalnya kelihatan tidak seperti yang saya harapkan, namun saya percaya pada akhirnya semua yang Dia siapkan adalah yang terbaik untuk saya. Tuhan Yesus sungguh luar biasa.

Dan perjalanan hidup saya ini membuat saya belajar beberapa hal. Saya belajar untuk mau dibentuk oleh Tuhan Yesus. Dibentuk sesuai kehendakNya, bukan kehendak saya. Saya juga belajar untuk selalu mengucap syukur dalam segala hal. Apapun itu, sekalipun yang terjadi tidak seperti yang saya inginkan, saya harus tetap mengucap syukur :)


Your promise

Sunday, January 1, 2012

Jika Tuhan menghendaki


James 4 : 13-17
a new year's reflection...

Hidup di dunia itu singkat. Kata pepatah Jawa, "urip mung mampir ngombe" (hidup itu hanya mampir minum). Gambaran hidup manusia dalam Alkitab juga sama singkatnya. Seperti suatu giliran jaga malam, seperti mimpi, seperti bunga dan rumput, seperti angin dan bayangan (Mazmur 90 : 4-5; 103:15; 144:4). Bacaan ini melengkapinya. Seperti uap! Sebentar ada, lalu lenyap (ayat 14).
Bagaimana harus menata hidup dalam waktu yang seperti "uap" ini? Rasul Yakobus menasihatkan agar umat percaya tak mengandalkan diri sendiri, tetapi memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan (ayat 15-16). Kita melakukan ini dan itu "jika Tuhan menghendakinya ...." Ungkapan ini jelas bukan hanya bagian dari sopan santun agar seseorang terlihat rendah hati dan rohani atau alasan menghibur diri menghadapi berbagai ketidakpastian. Namun, merupakan ekspresi ketundukan pada kedaulatan Tuhan, mengakui bahwa Dialah pemegang kendali atas hidup ini. Kehendak-Nya, isi hati-Nya penting bagi kita.
Dr. Michael Griffiths, dalam buku Ambillah Aku Melayani Engkau, berkata: "Kita punya satu hidup untuk ditempuh. Mungkin sudah kita lalui seperempat, sepertiga, setengah, bahkan mungkin lebih dari itu. Apa yang sudah kita lalui itu sudah lampau, dan takkan kembali lagi. Tapi bagaimana dengan yang masih sisa? Apakah yang akan kita lakukan dengan itu?" Hidup itu singkat; tak terduga. Mari membuat perencanaan dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan pekerjaan di awal tahun in, dengan sungguh - sungguh mengakui kedaulatah Tuhan dan menundukkan diri pada kehendak-Nya.

Happy new year 2012 :)

Sunday, December 25, 2011

God's love for us


a reflection...


Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” 1 Yohanes 4:9-10
Mari bersyukur untuk waktu yang indah yang sedang kita rayakan yaitu Hari Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Allah Bapa di surga mengutus AnakNya yang tunggal untuk menjadi manusia, agar setiap manusia yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sama halnya ketika dalam Perjanjian Lama, Bangsa Israel harus mempersembahkan domba yang sempurna dan tidak bercacat cela sebagai korban sembelihan dan korban bakaran, demikian juga hanya manusia yang sempurna yang tidak bercacat dan tidak bercela yang dapat menebus dosa umat manusia, sehingga hubungan manusia dan Bapa di surga dapat dipulihkan.
Seberapa banyak dari kita yang sudah sering mendengar mengenai kisah ini, biarlah kita tetap menyadari hari demi hari bahwa Tuhan senantiasa ingin hadir dalam setiap langkah hidup kita. Dia telah menebus dosa kita di atas kayu salib, sekali untuk selamanya. Dan tidak akan ada lagi penebusan dosa lainnya yang dapat menggantikan karya salib tersebut.
Oleh karena itu marilah kita bersyukur atas anugerah yang telah diberikan bagi kita dan marilah kita memanfaatkannya secara maksimal. Biarlah kita menjadi umat yang kudus dan yang berkenan di hadapan Allah, serta menjadi terang dimanapun kita berada. Sehingga melalui kesaksian hidup kita, tidak hanya pribadi kita sendiri saja yang beroleh keselamatan, tetapi orang lain juga dapat menikmati keselamatan yang kekal itu.
Biarlah renungan yang singkat ini dapat menggugah setiap hati kita untuk menjadikan momen Natal yang indah ini sebagai refleksi dari hidup yang telah kita jalani. Apakah kita sudah hidup seturut kehendak Tuhan? Apakah masih banyak hal yang perlu kita perbaiki? Apakah selama ini begitu banyak alasan yang membuat kita menunda-nunda panggilan Tuhan?
Begitu banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan. Dan Tuhan rindu untuk menjadi teman, partner dan sahabat dalam hidup kita, untuk menjangkau banyak jiwa bagi kemuliaan nama Tuhan.
Mari kita semua menyambut kedatanganNya tidak hanya di dunia ini saja, tetapi di dalam hati kita, sehingga Dia menjadi Raja di dalam hidup kita, Raja Damai.
"Merry Christmas, Dec 25th 2011"

Saturday, November 26, 2011

Biarkan Itu Pergi


an email from God...

Matius 5 : 44
Anakku sayang,
Ketika engkau tersayat bagian tubuhmu atau mendapat suatu luka memar, tubuhmu pada akhirnya akan menyembuhkan. Tubuhmu tidak berkata "aku membencimu, semak berduri! Kau telah melukaiku, dan aku tidak akan pernah memaafkanmu. Aku akan membawa bekas luka ini terus selamanya untuk mengingatkan aku akan betapa jahatnya kamu!" Tubuhmu tahu bahwa perilaku yang tidak memaafkan itu justru akan melukai dirimu sendiri. Tetap mempertahankan luka itu tidak akan memengaruhi semak duri dalam cara apapun.
Sama halnya, kalau seseorang melukaimu dengan kata-kata yang menyakitkan, jangan bawa terus kata-kata itu. Engkau hanya akan melukai dirimu sendiri. Salah satu jalan terbaik untuk sembuh dari luka emosional adalah berdoa memohon berkat atas orang yang melukaimu itu. Aku tahu hal itu kedengaran sangat sulit, tetapi berdoa bagi musuh-musuhmu akan menjauhkan ucapan-ucapan mereka yang menyakitkan itu agar tidak mengendalikan dirimu. Aku ingin engakau mengasihi setiap orang. Aku akan menolongmu untuk melakukannya.

Penyembuhmu,
ALLAH

Sunday, November 20, 2011

Menolong dalam Kesetiaan


Happy sunday! Hari ini tanggal 20-11-2011 kinda good looking, rite? ;)
i felt so blessed today after church-ing with mommy di GMIM Kristus Manado. Tadi ibadahnya dipimpin oleh Hamba TUHAN dari SAAT Malang dan tema khotbahnya yaitu "Menolong dalam Kesetiaan"
Firman Tuhan tadi daleem banget karna menceritakan tentang persahabatan Daud dan Yonatan yang sungguh tulus. Pembacaan Alkitabnya dlm 1 Samuel 20.
Dlm khotbahnya tadi, Pdt-nya menyinggung tentang persahabatan Daud dan Yonatan yang saling tolong-menolong walaupun sebenarnya mereka berdua harusnya bermusuhan karna Yonatan adalah anak raja Saul yang jelas-jelas membenci Daud dan ingin membunuh Daud. Namun Yonatan punya hati yang tulus untuk menolong sahabatnya itu sehingga ayahnya tidak dapat membunuh Daud. Mereka berdua bahkan punya perjanjian untuk tidak saling melupakan sampai pada keturunan-keturunan mereka.
Begitu juga dengan Daud, setelah kematian Saul dan Yonatan, dia tetap mengingat perjanjiannya dengan Yonatan sehingga dia tidak memusnahkan keturuan Yonatan bahkan meminta anak Yonatan yang masih tersisa untuk tinggal dan makan sehidangan dengan Daud yang saat itu sudah menjadi Raja Israel.
Sungguh persahabatan Daud dan Yonatan benar-benar menggugah hati saya. Saya diajar lagi oleh TUHAN untuk menolong orang lain dengan tulus dan tanpa pamrih. Trus, diajar juga untuk menolong dalam kesetiaan. Maksudnya disini yaitu kita setia untuk terus menolong orang lain sekalipun mungkin kita pernah mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang yang pernah kita tolong, misalnya kita dikecewakan. Jangan biarkan hal-hal yang seperti itu membuat kita untuk berhenti menolong orang-orang disekitar kita yang sangat mebutuhkan pertolongan kita. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dengan orang-orang yang pernah kita tolong pada beberapa tahun kedepan. Siapa yang tahu kalau nantinya orang-orang yang pernah kita tolong nantinya akan menolong kita juga.
Ingatlah bahwa ketika kita menolong orang lain itu semua adalah bagian dari rencana dan kehendak TUHAN dalam hidup kita yaitu kita menjadi berkat, menjadi garam dan terang bagi orang lain. Sehingga lewat sikap hidup kita yang menolong dengan tulus dan dalam kesetiaan, nama TUHAN akan dipermuliakan.

Firman Tuhan tentang persahabatan hari ini juga mengingatkan saya pada sahabat-sahabat saya. Sehingga saya teringat sebuah ayat dalam Amsal 17:17

Saturday, November 19, 2011

Hal Mengampuni


“Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”
Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Matius 18:21-22)

Hal mengampuni merupakan hal yang paling sulit untuk dilakukan oleh hampir semua orang, terutama jika orang yang menyakiti adalah orang terdekat atau orang yang disayangi. Tidak mudah untuk mengampuni kemudian memberi kesempatan yang kedua bagi orang yang sudah menyakiti bahkan menghianati kita. Bahkan rasa sakit hati ini dapat berlangsung hingga bertahun-tahun tanpa ada solusi. Kalaupun ada yang bisa mengampuni, kejadian tersebut akan sangat membekas dalam hati.
Firman Tuhan mengajar kita untuk mengampuni orang yang berbuat salah kepada kita, tidak hanya satu kali saja, bahkan berkali-kali. Ini berarti bahwa pengampunan yang kita berikan adalah pengampunan yang tiada batasnya. Tidak peduli betapa dalam luka hati yang diakibatkan, tugas kita adalah mengampuni orang tersebut.

Mengapa kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita? Karena Yesus sendiri telah mati di atas kayu salib untuk menebus dosa kita.
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Yesaya 53:4-6

Sebesar apapun dosa yang kita perbuat, sebanyak apapun dosa yang kita perbuat juga, darah Yesus selalu menyucikan kita ketika kita datang meminta ampun dan bertobat di hadapanNya. Oleh karena Yesus telah memberi teladan bagi kita, demikianpun kita juga harus berbuat.
Pengampunan sudah diberikan oleh Yesus bagi kita, masakan kita tidak mau mengampuni orang yang telah bersalah kepada kita? Bukankah kita pernah menyakiti hati Tuhan dengan berbuat dosa? Bukankah apa yang kita lakukan dengan kesenangan-kesenangan duniawi justru malah menyakiti hati Tuhan? Tetapi Tuhan dengan penuh kasih selalu mau menerima kita apa adanya. Dan begitu satu kali kita minta ampun, saat itulah juga darahNya menyucikan dan melayakkan kita di hadapanNya. Dan tidak ada satu tuduhanpun yang bisa dilayangkan oleh si iblis kepada kita bahwa kita adalah manusia berdosa, karena darahNya sangatlah cukup untuk menyucikan hidup kita.

Oleh karena itu kita juga harus berbuat hal yang sama kepada orang yang telah menyakiti hati kita. Seburuk atau sejahat apapun orang tersebut, tetap kita harus mengampuninya. Tetapi jika kita sudah mengampuni, peristiwa tersebut masih selalu timbul dalam hati kita bagaimana? Tuhan Yesus selalu mengampuni dan melupakan dosa apa yang telah kita lakukan. Dosa semerah apapun akan dibersihkan seputih salju. Mengampuni dan melupakan adalah kedua hal yang sangat erat yang harus kita lakukan pada saat kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
Ingat kisah kedua orang yang ikut disalib di sebelah Yesus pada saat disalibkan? Keduanya adalah penjahat yang telah melakukan banyak perbuatan jahat sehingga mereka dihukum salib. Tetapi salah seorang dari mereka mau menerima Yesus sebagai juruselamat hidupnya, sehingga pada saat itu juga Yesus mengatakan kepadanya bahwa hidupnya telah diselamatkan. Yesus tidak melihat sebesar apapun dosa orang tersebut, Yesus tidak melihat seberapa jahat orang tersebut, tetapi Dia menerimanya dengan penuh kasih.
Seberapa jahatpun orang yang telah menyakiti hati kita, seburuk apapun orang berbuat jahat kepada kita, tetap kita harus mengampuninya tanpa alasan apapun. Ingatlah bahwa Yesus mengampuni kita tanpa memberi syarat apapun. Demikian juga kita harus berbuat kepada orang yang kita ampuni kesalahannya.
Ingatlah bahwa ketika kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita, maka Bapa di surga juga akan mengampuni segala kesalahan kita di hadapanNya (Matius 18:35).

Berjalan Dalam Kebenaran


“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.” Mazmur 119:9

Perkembangan jaman dan kemajuan teknologi pada saat ini mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap pertumbuhan anak muda. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak muda senantiasa mengikuti perkembangan mode dan tren terbaru, dan berusaha untuk bisa menjadi pusat perhatian dari lingkungannya. Anak-anak muda akan berusaha agar dapat diterima oleh lingkungan pergaulannya, sehingga apapun yang teman-temannya sedang lakukan akan mereka ikuti.

Pengaruh dari pergaulan sangat kuat sekali kepada anak muda. Kecenderungan emosi yang masih labil dan masih dalam kondisi untuk mencari jati diri akan membuat mereka mencoba-coba apa yang mereka lihat dan rasakan. Oleh karena itu anak muda perlu ekstra hati-hati dalam pergaulannya, karena masa depan mereka akan dipengaruhi dari apa yang dilakukan pada masa muda.
Tuhan ingin agar anak-anak muda dapat tetap berjalan dalam kebenaran. Pergaulan memang tetap dibutuhkan, tetapi anak muda harus tetap berada dalam pergaulan yang sehat dan positif.

Bagaimana agar anak-anak muda dapat tetap berjalan dalam kebenaran?

1. “Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu” Mazmur 119:9b
Firman Tuhan adalah perisai dan filter yang paling ampuh bagi anak muda untuk dapat tetap berada dalam pergaulan yang positif. Ketika anak muda tidak hidup sesuai dengan firman Tuhan, maka iblis akan berusaha mempengaruhi kehidupan anak muda. Segala cara akan dilakukan oleh si jahat agar anak muda dapat terjerumus ke dalam dosa. Pada awalnya si iblis akan menawarkan kenikmatan, tetapi pada akhirnya hidup anak muda akan dihancurkan sehingga masa depan mereka menjadi berantakan.
“Hai orang-orang yang takut akan TUHAN, percayalah kepada TUHAN! – Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka.” Maz 115:11.
Dengan hidup sesuai dengan firman Tuhan, maka Tuhan akan menjadi perisai bagi anak muda. Dia akan memberi perlindungan terhadap segala tipu muslihat si iblis. Tidak ada cara lain yang dapat dilakukan untuk dapat menghindari akal bulus si iblis. Hanya dengan menjaganya sesuai dengan firman Tuhan, maka anak-anak muda dapat tetap aman dalam pergaulan.

2. “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” 1 Kor 15:33
Dengan siapa anak muda bergaul, seperti itulah anak muda akan terbentuk. Jika bergaul dengan teman-teman yang pintar, aktif dalam kegiatan positif, takut akan Tuhan dan rajin beribadah, maka anak muda akan ikut menjadi seperti teman-temannya itu.

Tetapi jika anak muda bergaul dengan teman-teman yang mempunyai kebiasaan buruk seperti merokok, bolos, pergaulan bebas, kehidupan malam, perkelahian, pemberontakan terhadap orang tua, pencurian, narkotika dan obatan-obatan; maka tinggal menunggu waktu sampai kebiasaan mereka akan menjadi sama dengan teman-temannya itu.
Memilih teman merupakan hal yang sangat penting bagi anak muda. Bukan berarti anak muda harus sombong dan tidak perlu mengenal orang lain, anak muda tetap perlu bergaul secara luas. Maksud dari teman disini adalah orang lain yang dapat dijadikan sebagai orang yang ditemui hampir setiap hari, orang yang menjadi tempat untuk mencurahkan isi hati, orang yang dapat mengerti kesukaan, orang yang dapat “nyambung” dalam pembicaraan, orang yang dapat diajak jalan-jalan ke tempat yang disukai dan lainnya. Oleh karena orang itu juga yang akan mempengaruhi kehidupan anak muda, maka penting sekali bagi anak muda untuk “memilih ” dengan siapa ia dapat bergaul.