Friday, December 21, 2012

Learned from It


It's actually not my original post. I got it from the post by kak Stephanie Zen in her blog, but I think sometimes that condition also happened to me. I've learned how God shape me when I read that post. That's why, I want you all read it and maybe can learned from it too. Enjoy the post ;)

Saat kita melakukan sesuatu, terkadang hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Dan seringkali itu membuat kita kecewa, marah, sedih dan tidak jarang protes ke Tuhan. Dan, hal itu juga terjadi pada saya. Sebagai seorang mahasiswa, saat ada hal-hal dalam kegiatan perkuliahan yang kurang sejalan dengan kainginan saya, atau saat harapan saya untuk mendapatkan nilai yang memuaskan tidak tercapai, saya sering bertanya "Kenapa, TUHAN?"

"How could you demand the best result from Me, while you did not give Me your best effort?” 

JLEB!
Mendadak, saya teringat kebiasaan buruk saya yang suka menunda belajar sebelum ujian hingga menit-menit terakhir. Saya teringat kebiasaan saya mengerjakan assignment dengan SKS alias Sistem Kebut Semalam. Saya teringat komitmen yang saya langgar untuk at least baca-baca dulu materi kuliah yang bakal dibahas keesokan harinya.
How could I demand God to give me the best result, while I didn’t give Him my best effort? Belajar cuma semalam menjelang ujian, kok berani-berani minta nilai bagus? Nggak pernah belajar (kalau nggak besoknya ujian), kok ngamuk cuma dikasih nilai pas-pasan? Masih untung Tuhan ngasih pas-pasan, gimana kalau Tuhan kasih Failed?
Setiap kali saya melangkah keluar dari kehendak-Nya, Dia selalu menghajar saya cukup sakit, hingga saya jera, tapi TIDAK PERNAH terlalu sakit hingga saya hancur. Dan di atas semua itu, saya tahu Dia melakukannya bukan karena Dia marah, tapi justru karena Dia sangat mengasihi saya.
Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (Ibrani 12:5-7)
Setiap kali saya merasakan Dia sedang menghajar saya, saya memaksa diri saya untuk langsung introspeksi, minta ampun dan berbalik. Jangan sampai saya kebangetan hingga perlu dihajar lebih keras lagi. Dia sangat mengasihi saya, dan Dia tahu kalau saya nggak dihajar, in the end saya sendiri lah yang bakal hancur, dan nggak mungkin Tuhan ketawa-ketawa melihat saya hancur sambil ngomong, “Gue bilang juga apa, Nak!”. Dia pasti juga menangis… :(
Jadi, yaah… saya tahu banget di aspek mana saja saya masih terus dibentuk dan diubahkan oleh Tuhan. Berhubung saya orang yang cukup gengsian, terutama soal achievements, Tuhan masih terus bentuk saya di aspek ini. Kalau nilai bagus semua, saya yakin saya pasti sombong (kalau jalan di kampus pasti hidungnya terangkat ke atas, wakakakak!), dan saya juga nggak berusaha lebih baik lagi :)

Paulus dalam Roma 8:28 bilang...
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
“Segala sesuatu” lho, berarti bukan cuma hal-hal baik aja… kadang Dia juga pakai hal-hal buruk untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. 
“Segala sesuatu”… means Dia nggak cuma pakai nilai bagus untuk mendatangkan kebaikan bagi saya, tapi juga nilai pas-pasan, karena dengan begitu Dia bisa membentuk saya lebih dan lebih lagi sesuai dengan kehendak-Nya :)

Thank you, LORD. I am forever grateful to have a Father like You. Mold me even more LORD, so I become more like your beloved Son, Jesus. Amen!

No comments:

Post a Comment